TARI KECAK DARI BALI
13.50Tari kecak merupakan Salah satu jenis tari tradisional dari bali yang sangat memukau. Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali yang diciptakan
pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali
yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan Limbak
sangat akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang
merupakan seorang pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman
akrab Wayan Limbak. Kedua sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat terkenal hingga saat ini.
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari
laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisankera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak
seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu,
ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti
Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Menurut sejarah dan perkembangannya, Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan diciptakan oleh
seniman asal Bali yakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman.
Pada awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak sengaja
yang diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan
sebutan Shangyang. Sanghyang adalah jenis tarian tradisional Bali yang
dilakukan dalam upacara religi seperti menolak bala serta mengusir suatu
wabah penyakit.
Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang Limbak bersama
Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai salah
satu wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk
melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak,
karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”.
Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan
sebuah cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh
Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah
pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari
tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan
peran utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.
Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari kecak
hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan
tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia
Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk
berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah
pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada
kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada
pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.
Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini memang
bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali
terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang
berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah
pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat
menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali
yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam
pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama
yang berperan sebagai kera/ Hanoman.
Fungsi dari tari kecak yaitu bisa dijadikan sebagai sarana hiburan juga usaha untuk melestarikan kebudayaan. Properti yang digunakan dalam tari kecak ini ialah selendang, gelang kincringan, tempat sesaji dan topeng.
sumber referensi:
http://www.senitari.com/2015/07/tari-kecak-sejarah-gerakan-kesenian-tradisional-bali.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecak
0 komentar